Selamat Datang!

RESUME MATERI UTS X AGAMA

RESUME MATERI ULANGAN SEMESTER GANJIL
MATA PELAJARAN ILMU HADIS KELAS X TP. 2015/2016
MADRASAH ALIYAH NEGERI TENGARAN KAB. SEMRANG

  • Pengertian Hadits secara Etimologi dan Terminologi
Hadis atau al- hadits menurut ETIMOLOGO adalah al- jadid yang artinya (sesuatu yang baru) artinya yang berarti menunjukkan kepada waktu yang dekat atau waktu yang singkat seperti حَدِيْثُ العَهْدِ فِى أْلإِسْلَامِ (orang yang baru masuk/ memeluk islam). Hadis juga sering disebut dengan al- khabar, yang berarti berita, yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, sama maknanya dengan hadis.

Secara etimologi, hadits juga memiliki beberapa arti, diantaranya seperti yang sudah diungkapkan dipengertian dan ruang lingkup hadits yaitu : jadid (yang baru). Didalam Al-Qur’an kata hadits memiliki banyak pengertian, diantaranya ialah kisah, komunikasi, atau risalah, dan tata cara atau kebiasaan.
Dan pengertian hadits secara TERMINOLOGI juga cakupannya sangat banyak, ada yang mencangkup batasan secara sempit, dan mencakup batasan yang luas, yang diartikan sebagai sesuatu yang di idhafatkan kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, dan lain sebagainya.
Adapula yang mengartikan hadits secara TERMINOLOGI yang berarti baru atau muda, misalnya: Haditsussinni yang berarti berumur muda. Hadits dengan pengertian ini dujamakan dengan “Hudatsa’u” hadits juga berarti warta, berita, yaitu sesuatu yang dipercakapkan atau dipindahkan dari sesorang kepada orang lain.
Menurut Ibn Manzhur, kata “hadits” berasal dari bahasa Arab, yaitu al-hadits jamaknya al-ahadits, al-haditsan, dan al-hudtsan.
Menurut M.M. Azami mendefinisikan bahwa kata “hadis” berarti komunikasi, kisah, percakapan, religius, historis, atau kontemporer.
عِلْمُ الْحَدِيْثِ هُوَ مَعْرِفَةُ الْقَوَاعِدَ الَّتِيْ يَتَوَصَّلُ بِهَا إِلَى مَعْرِفَةِ الرَّاوِي وَالْمَرْوِي
Ilmu Hadits adalah pengetahuan mengenai kaidah-kaidah yang menghantar-kan kepada pengetahuan tentang rawi (periwayat) dan marwi (materi yang diriwayatkan).

Ada pendapat lain yang menyatakan:
هُوَ عِلْمٌ بِقَوَانِيْنَ يُعْرَفُ بِهَا أَحْوَالُ السَّنَدِ وَالْمَتْنِ
Ilmu Hadits adalah ilmu tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui kondisi sanad dan matan.


HADIS RIWAYAH
  • Ilmu Hadits Riwayah ialah Ilmu pengetahuan yang mempelajari hadits-hadits yang di sandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, tabi’at maupun tingkah lakunya. Ilmu Hadits Dirayah ialah Ilmu pengetahuan yang membahas tentang kaidah-kaidah, dasar-dasar, peraturan-peraturan, yang dengannya kami dapat membedakan antara hadits dan Salih yang disandarkan kepada Rasul SAW dan hadits yang diragukan penyandarannya kepadanya. 
METODE SEDERHANA PENYAMPAIAN WAHYU ILLAHI

Hubungan dakwah dengan persaudaraan adalah karena dakwah bisa berjalan dengan lebih baik bahwa di mulai dari orang-orang yang terdekat yaitu :
  1. Dimulaidari saudara seperti orang tua terutama Ibu, ayah, adik, kakak, dan saudara lainnya.
  2. Dan kepada teman terdekat pada nabi dan orang-orang sekitarnya.
  3. Setelah dahwah berjalan dalam keluarga itu akan menambah kekuatan dalam melakuan dakwah untuk selanjutnya
  4. Dakwah secara terang - terangan

PERKEMBANGAN ILMU HADIS
( ABU HURAIRAH TERGOLONG TABIIN )
Periode kedua sejarah perkembangan hadist adalah masa sahabat, khususnya adalah Khulafa’ al Rasyidin (Abu Bakar al-Shiddiq, Umar bin Khathab, Ustman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib). Sehingga masa ini dikenal dangan zaman Al-Tasabbut wa al-Iqlal min al-Riwayah. Adapun hadits pada masa tabi’in terdapat pusat – pusat pembinaan hadits antara lain: Madinah al-Munawarah, Makkah al-Mukarramah, Kuffah, Basrah, Syam, Mesir, Magrib dan Andalas, Yaman dan Khurasan. Sedangkan tokoh – tokohnya: Abu Hurairah, Abdullah ibn Umar, Anas ibn Malik, Aisyah(istri nabi), Abdullah ibn Abbas, Jabir ibn Abdillah, Abu Sa’id al-Khudzri. Sedangkan dari kalangan tabi’in besar, tokoh – tokohnya: Madinah yaitu Abu Bakar ibn Abdu Rahman ibn al-Haris ibn Hisyam, Salim ibn Abdullah ibn Umar, Sulaiman ibn Yassar. Makkah yaitu Ikrimah, Muhammad ibn Muslim, Abu Zubair. Kufah yaitu Ibrahim an-Nakha’I, Alqamah. Basrah yaitu Muhammad ibn Sirin, Qatadah. Syam yaitu Umar ibn Abdul Aziz. Mesir yaitu Yazid ibn Habib. Yaman yaitu Thaus ibn Kaisan al-Yamani.
Keadaan hadits pada masa tabi’in ini sempat memunculkan beberapa pengaruh yaitu terpecahnya umat islam kedalam beberapa kelompok ( Khawarij, Syi’ah, Mu’awiyah dan golongan mayoritas yang tidak masuk kedalam ketiga kelompok tersebut). Pengaruh  negatif, ialah  munculnya hadits palsu (maudhu’) yang mendukung kepentingan politik masing – masing kelompok dan menjatuhkan posisi lawan. Dan pengaruh positif adalah lahirnya rencana dan usaha yang mendorong diadakannya kodofikasi atau tadwin hadits.

AL- MUKASSIRUN FIL - HADIS
  1.  ABU HURAIRAH
  2. ABDULLAH IBNU UMAR
  3. ANAS BIN MALIK BIN NADHOR
  4. UMMUL MUKMININ
  5. IMAM BUKHARI
  6. IMAM MUSLIM
  7. IBNU MAJAH
  8. IMAM TURMUDZI
  9. IMAM IBNU DAWUD
  10. IMAM NASA'I 
MANFAAT MEMPELAJARI ILMU HADIS
  • Tujuan mempelajari Ilmu hadits adalah untuk mengetahui (memilah) hadits-hadits yang shahih dari yang selainnya. Yakni mengetahui keadaan dari suatu hadits, apakah hadits tersebut shahih, hasan, atau bahkan dhaif (lemah, sehingga tidak dapat digunakan sebagai pegangan).
  • Wajah para penuntut ilmu hadits cerah/ berseri-seri.
           Sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam : 

 نضر الله امرءاً سمع مقالتى فوعاها وحفظها و بلغها فـإنه رب حـامل فقه غير فقيه ، ورب ))
حامل فقه إلى من هو أفقه منه )) رواه الترمذى و ابن حبان

“Mudah-mudahan Allah menjadikan berseri-seri wajah orang yang mendengarkan perkataanku lalu memahaminya dan menghafalkannya kemudian dia menyampaikannya, karena sesungguhnya boleh jadi orang yang memikul (mendengarkan) fiqh namun dia tidak faqih (tidak memahaminya) dan boleh jadi orang yang memikul (mendengarkan) fiqh menyampaikan kepada yang lebih paham darinya” (HSR. At Tirmidzy dan Ibnu Hibban dari shahabat Abdullah bin Mas’ud رحمه الله ).


Berkata Sufyan bin ‘Uyainah رحمه الله : “Tidak seorang pun yang menuntut / mempelajari hadits kecuali wajahnya cerah / berseri-seri disebabkan doa dari Nabi Shallallahu'alaihi wasallam (di hadits tersebut)”
  • Para penuntut ilmu hadits adalah orang yang paling bershalawat kepada Nabi 
         Sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam :
          (( من صلى علىّ صلاة واحدة صلى الله عليه بـها عشراً ))

        “Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali maka Allah bershalawat   kepadanya sepuluh kali”.


Share this post :

Posting Komentar

Facebook_eDUKA

YM Edukasi

 
Support : Kreasiku | DownloadRPP | BerintaNanggroe
Copyright © 2024. EDUKASI KITA - All Rights Reserved
Admin by Kreasiku
Proudly powered by Blogger