ILMU HADIS KELAS XI
BAB 4 : HADIS BERDASARKAN SIFAT SANADNYA
PETA KONSEP
A. HADIS MUTTASIL
1. Pengertian Hadis Muttaṣil Muttasil adalah bentuk isim fail dari akar kata ittisal yang berarti bersambung. Hadis muttaṣil adalah hadis yang didengar oleh masing-masing periwayatnya dari periwayat di atasnya sampai kepada ujung sanadnya. Hadis muttaṣil disebut juga hadis mauṣūl. Melihat pengertian di atas, Hadis muttaṣil mencakup semua hadis yang riwayatnya
bersambung, baik itu hadis muttaṣil marfū' (sampai kepada nabi) dan hadis muttaṣil mauqūf (sampai kepada sahabat), atau muttaṣil maqthū' (sampai kepada tabiin). Namun karena hadis yang sampai pada tabi'īn biasa disebut hadis maqthū' (terputus), maka predikat muttaṣil tidak bisa disematkan kepada hadis maqthū', karena akan memunculkan satu hadis dengan dua sifat yang berlawanan (bersambung dan terputus). Oleh karenanya, ibnu Sholah berpendapat bahwa hadis muttaṣil hanya terjadi pada hadis marfū' dan mauqūf. Namun al-Iraqi berpendapat, hadis yang sanadnya bersambung sampai tabi‟īn bisa disebut muttasil jika disebutkan nama tabi'īn yang menjadi ujung sanad.
Contoh :
“Sanad hadis ini muttaṣil sampai kepada kepada Said bin Musayyab (Tabi'īn), Zuhri, Malik, dan lain sebagainya.”Hukum hadis muttasil adakalanya shahih, ḥasan, dan da'īf memandang dari
terpenuhinya syarat-syarat masing-masing hadis di atas.
Contoh Hadis Muttaṣil :
Contoh hadis muttaṣil marfū' adalah :
Hadis ini diriwayatkan Imam Abu Dawud dari Abdullah bin Maslamah dari Mālik
dari Nāfi' dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Orang yang
tidak mengerjakan shalat Asar seakan-akan menimpakan bencana kepada keluarga
dan hartanya”.
adalah hadis yang diriwayatkan oleh Mālik dari Nāfi' bahwa ia mendengar Abdullah bin Umar berkata :
“Barang siapa yang mengutangi orang lain maka tidak boleh menentukan syarat lain
kecuali keharusan membayarnya.”
Masing-masing hadis di atas adalah muttaṣil atau mauṣūl, karena masing-masing
periwayatnya mendengar hadis dari periwayat di atasnya, mulai dari awal sanad
hingga akhir sampai.
B. HADIS MUSNAD
1. Pengertian Hadis Musnad
Kata musnad berarti disandarkan atau dikategorikan. Adapun pengertian hadis
musnad menurut ahli hadis ialah, “Hadis yang sanad dan periwayatnya sambung hingga
kepada nabi muhammad Saw.”
Menurut al-Khatib al-Baghdadi, hadis musnad adalah :
“Hadis yang bersambung sanadnya. Hadis ini banyak ditemukan pada sanad yang
bersambung sampai nabi Muhammad Saw, bukan yang lain.”
Melihat pengertian di atas, maka hadis musnad tidak harus hadis yang sanadnya
sampai pada nabi Muhammad Saw. Artinya mencakup juga hadis mauquf dan hadis
maqthu'. Menurut al-Hakim, hadis musnad adalah hadis yang bersambung sanadnya
sampai kepada Rasulullah Saw., bukan yang lain.
Dari definisi di atas, hadis musnad mempunyai dua syarat, yakni :
A. Hadisnya harus
sampai kepada nabi (marfū') dan
B. Sanadnya bersambung. Imam hakim juga memberi
syarat,
dalam hadis musnad rawi tidak memakai kata.
Hadis yang dikeluarkan oleh Bukhari :
Telah bercerita kepadaku Abdullah bin Yusuf dari Mālik dari Abi Zanad dari al-A'raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Jika seekor anjing meminum dari bejana salah satu dari kalian, maka cucilah sebanyak tujuh kali.”
Hadis ini sanadnya bersambung dari awal hingga akhir, juga marfū' sampai kepada Nabi.
C. HADIS MUSALSAL
1. Pengertian Hadis Musalsal
Menurut bahasa, musalsal berasal dari kata
“Adalah hadis yang setiap rawinya mengikuti satu sifat atau keadaan tertentu dari para
perawi atasnya pada satu kesempatan, dan mengkuti sifat atau keadaan saat periwayatan
pada kesempatan yang lain.”
Hadis ini dinamakan musalsal karena saat meriwayatkan hadis, ada keadaan unik
tertentu yang dilakukan rawi yang meniru rawi atasnya hingga bersambung sampai
Rasulullah Saw.
Saat menyampaikan hadis ini, para rawi mengucapkan kata tertentu atau melakukan
gerakan tertentu sesuai dengan apa yang mereka tiru dari rawi atasnya hingga sampai
Rasulullah Saw.
2. Macam-macam Hadis Musalsal
Hadis musalsal memiliki banyak macam, di antaranya :
1. Hadis musalsal dengan gerakan/tindakan para rawinya.
Contoh hadis ini adalah hadis yang diriwayatkan Imam Hakim ;
Para periwayat hadis ini selalu
melakukan tasybik (menjalin jari-jeri) sebelum menyampaikan hadis.
Hal ini karena mengikuti perawi
atasnya hingga sampai pada nabi
Muhammad Saw.
Seperti dibawah ini :
2. Hadis musalsal dengan perkataan para perawinya
Contoh hadis ini adalah hadis yang diriwayatkan dari sahabat Muadz bin
Jabbal, bahwa Rasulullah Saw. bersabda :
“Wahai Muadz, aku mencintaimu. Maka ucapkanlah doa setiap selesai salat: Ya Allah, bantulah hamba untuk berzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah kepada-Mu dengan baik.”
Hadis ini musalsal, karena saat periwayatannya, setiap rawi selalu berkata :
Contoh dari hadis musalsal ini adalah satu hadis yang mana seluruh
perawinya menggunakan kata :
Contoh dari hadis ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh ibn Abbas Ra,
Hadis ini musalsal karena setiap rawinya memilih hari raya untuk
meriwayatkan hadis tersebut.
3. Hikmah dan Hukum Hadis Musalsal
Kegunaan atau hikmah di balik keberadaan hadis musalsal adalah untuk
menunjukkan tingkat hafalan rawi yang tinggi. Sedangkan hukum hadis musalsal harus
dilihat dari dua elemen hadisnya; asal matan hadis dan sifat tasalsul sanadnya. Jika
melihat dari asal matan hadis, maka banyak dari hadis musalsal yang shahih. Namun jika
dilihat dari sifat tasalsul sanadnya, maka jarang ada sifat tasalsul sanad hadis yang lepas
dari sesuatu yang melemahkannya. Oleh karenanya, dalam meneliti sifat sanad hadis
musalsal, perlu pembahasan dan penelitian yang mendalam.
D. HADIS MU'AN'AN
1. Pengertian Hadis Mu’an’an
Hadis Mu'an'an adalah Hadis yang dalam sanadnya memakai redaksi :
(dari) tanpa menyebut dengan jelas, apakah perawi mendapat hadis dengan cara
mendengar langsung, diberitahu perawi atasnya, atau yang lain. Ketika redaksi
diucapkan pada sanad tingkat sahabat, maka ada dua kemungkinan :
E. HADIS MUANAN
a. Apabila sahabat yang meriwayatkannya termasuk sahabat yang sebagian besar
hidupnya senantiasa bersama Nabi, maka redaksi
sama dengan redaksi 
b. Apabila sahabat yang meriwayatkannya merupakan sahabat yang sedikit
kesempatan bertemu nabi, maka sanadnya perlu ditinjau ulang.
Untuk bisa dikategorikan sebagai hadis muttaṣil dan bisa diamalkan, hadis
mu'an'an harus memenuhi beberapa syarat :
a. Perawi adalah orang yang adil dan bukan seorang mudallis.
b. Setiap perawi hadis dan perawi atasnya harus pernah bertemu.
Syarat kedua ini dikemukakan oleh imam Bukhari. Namun menurut imam
Muslim, kedua rawi cukup disyaratkan hidup berada dalam satu masa meskipun tidak
diketahui keduanya pernah bertemu. Abul Mudzoffar as-Sam‟ani memberi syarat
ketiga, yakni kedua rawi disyaratkan harus pernah hidup bersama dalam waktu yang
.(طول الصحبة) lama.
Hadis mu'an'an banyak ditemukan di kitab shahih muslim. Hal ini tak lepas dari
pendapat beliau yang tidak menyaratkan kedua rawi hadis mu'an.an harus bertemu,
melainkan cukup hidup dalam satu masa.
2. Contoh Hadis Mu’an’an
“Artinya: “Utsman bin Abi Syaibah menceritakan kepadaku, dia berkata:
Muawiyah ibn Hisyam bercerita kepadaku, dia berkata: Sufyan bercerita kepadaku dari Usamah ibn Zaid, dari Utsman ibn Urwah, dari Urwah, dari Aisyah, dia
berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat
merahmati orang yang salat berada pada shaf kanan.” (H.R. Ibn Majah)
Hadis ini disebut hadis mu‟an‟an karena dalam sanadnya memakai huruf “عن“.
Kata muannan adalah isim maful dari kata kerja annanan
yang berarti
mengucap lafad
Sehingga pengertian hadis muannan adalah hadis yang perawinya
mengucap lafad
seperti : 
Adapun hukum hadis muannan menurut imam Ahmad dan beberapa ulama lain
adalah munqothi' sampai diketahui urutan persambungan sanadnya. Sedangkan menurut
mayoritas ulama, hadis muannan sama dengan hadis mu'an'an sehingga bisa
dikategorikan muttasil selama memenuhi syarat-syaratnya.
F. HADIS A'ALY DAN NAZIL
Secara bahasa, 'aly berarti tinggi. Sedangkan secara istilah, hadis 'aly adalah hadis
yang jumlah perawinya sedikit. Hadis 'aly terbagi menjadi dua :
1. Hadis 'aly mutlak
Adalah hadis yang memiliki mata rantai sanad yang pendek sebab sedikitnya rawi,
namun dengan sanad yang bersih dari sesuatu yang melemahkannya. Ini adalah
tingkatan tertinggi hadis 'aly.
2. Hadis 'aly nisbi
Hadis 'aly nisbi adalah hadis yang meski memiliki mata rantai sanad yang panjang,
namun memiliki keistimewaan dibanding dengan sanad yang lain. Hadis 'aly nisbi
terbagi menjadi empat :
a. Hadis 'aly yang disebabkan dekat dengan salah satu imam hadis seperti Imam
Malik, Imam Auza'iy, dan yang lainnya, meski setelah imam tersebut banyak
rawi sebelum sampai pada nabi Muhammad Saw.
b. Hadis 'aly yang disebabkan riwayat dari kitab shahih bukhari, shahih muslim,
dan kitab induk hadis lainnya.
c. Hadis 'aly yang disebabkan periwatnya meninggal terlebih dahulu.
d. Hadis 'aly yang disebabkan oleh rawi hadis mendengar hadis lebih lama dari
rawi yang lain. Contoh jika dua orang mendengar hadis dari orang yang sama.
Namun rawi satu telah mendengar hadis tersebut sejak enam puluh tahun, dan
yang lain mendengarnya sejak empat puluh tahun.
Sedangkan hadis nazil adalah kebalikan dari hadis 'aly, di mana dalam riwayatnya
terdapat banyak rawi dibanding dengan riwayat yang lain. Menurut mayoritas ulama,
hadis nazil lemah dibanding dengan hadis 'aly, kecuali jika ada keistimewaan dalam
riwayatnya (seperti rawinya lebih alim fikih dll). Jika demikian, maka hadis nazil
yang lebih dipilih daripada hadis 'aly.
Posting Komentar